OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM KLATEN

OBYEK WISATA BUATAN KAB KLATEN WISATA ZIARAH DI KABUPATEN KLATEN

BIODATA

Selamat Datang di Website :
Drs LUGTYASTYONO BUDINUGROHO M.Pd
Kepala SMA N 1 Wedi Kab Klaten
Email :
lugtyastyonobd4@gmail.com

Selasa, 12 Oktober 2010

WISATA SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL KLATEN

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA
(SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL) KLATEN
1.       Wayang Orang
Wayang Orang merupakan salah satu kesenian rakyat yang diambil dari cerita Mahabarata dan Ramayana yang pementasannya memerlukan banyak unsur seperti seni karawitan dan seni panggung. Bahasa dialog yang dipergunakan menurut pakemnya adalah Bahasa Jawa. Namun akhir-akhir ini juga digunakan Bahasa Indonesia atau bahkan Bahasa Inggris. Di Kabupaten Klaten terdapat beberapa kelompok seni Wayang Orang termasuk di Kecamatan Karangdowo. Karena keterbatasan sarana pendukung, kegiatan hanya terbatas pada latihan, jarang dipentaskan.


Gambar Wayang Orang

2.       Wayang Klitik
Wayang Klitik terbuat dari kayu dengan tema cerita Panji atau cerita yang berlatar belakang Kerjaan Majapahit. Kesenian ini dilakukan oleh seorang Dalang, diiringi Gamelan. Ciri khas dari Wayang Klitik adalah dalang memerankan adegan perang dengan parikan sulukannya berupa tembang Mocopat. Adapun dialog percakapan seperti Wayang Purwa (Wayang Kulit). Kesenian ini tumbuh sejak jaman Kerajaan Singosari dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik di Kecamatan Gantiwarno

Gambar Wayang Klitik

3.       Wayang Kulit
Wayang Kulit merupakan seni pertunjukan yang mengandung nilai-nilai filsafat luhur yang menggunakan dialog bahasa Jawa dengan tema cerita Mahabarata atau Ramayana. Pementasan dilakukan oleh seorang Dalang yang diiringi Gamelan dan Waranggono untuk mendukung suasana. Seni Wayang Kulit banyak terdapat di Klaten mengingat posisi Klaten sebagai Kota Dalang di mana banyak dalang yang dilahirkan di daerah Klaten. Wayang Kulit berkembang di daerah Karangdowo dan kecamatan lainnya.





Gambar Wayang Kulit

4.           Wayang Babad
Wayang Babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit yang ceritanya diambil dari cerita Babad atau Ketoprak. Wayang Babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringi Gamelan lengkap Slendro dan Pelog. Kesenian ini dimainkan oleh seorang Dalang. Dengan tema cerita yang mirip dengan tema cerita Ketoprak. Bentuk wayang seperti bentuk Ketoprak. Lama pementasan Wayang Babad bervariasi menurut kebutuhannya. Wayang Babad tumbuh pada masa setelah kemerdekaan dalam rangka memberikan penerangan kepada masyarakat. Sampai sekarang kesenian ini masih terpelihara dengan baik di Desa Ceporan Kecamatan Gantiwarno
Gambar Wayang Babat

5.           Jathilan
Jatilan adalah tari tradisional yang menggambarkan keprajuritan pada waktu perang yang dilakukan beberapa orang dengan cara naik kuda Kepang (kuda Lumping) yang dikendalikan oleh seorang pawang yang diawasi oleh Ki Pentul dan Ki Tembem. Diiringi dengan gamelan yang berupa Kendang, Bende, dan Kecer. Dalam tarian terdapat unsur magis yang melambangkan kekebalan dan setiap pemain mengenakan topeng / kacamata hitam. Tari Jatilan berkembang di Desa Bugisan Kecamatan Prambanan yang dipentaskan tiap hari Jumat di panggung terbuka untuk para turis asing maupun domestik.


Gambar Kesenian Jathilan

6.       Gejog Lesung
Kesenian Gejog Lesung lahir di Dukuh Soran Desa Duwet Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, jarak dari kota Klaten ±4 km arah utara Klaten. Lesung merupakan musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah, dan mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang mengungkapkan rasa kegembiranya setelah musim panen padi tiba. Kesenian ini mengandung unsur penyampaian informasi kepada masyarakat sekitar bahwa pada saat tersebut ada orang punya hajat dan ketika terjadi gerhana bulan. Kegiatan ini dilakukan turun temurun dan akhirnya menjadi suatu kesenian yang enak untuk didengarkan.



Gambar Kesenian Gejok Lesung

7.           Srandul
Srandul adalah kesenian rakyat yang menggambarkan tentang kehidupan Demang pada jaman kerajaan. Srandul pada umumnya iringannya yang berupa Kendang, Angklung dan Terbang besar dilakukan oleh ± 15 orang. Dialog dalam kesenian Srandul berupa parikan atau tembang dan percakapan. Kesenian Srandul ini semula timbul di Dukuh Jogodayoh, Desa Gumulan Kecamatan Kota Klaten. Ada pun pada saat ini Kesenian Srandul ini masih berkembang dengan baik di daerah Prambanan dan Kemalang.
Gambar Kesenian Srandul
8.       Kethoprak
Ketoprak merupakan salah satu kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama yang menurut sejarah pertama kali muncul pada ± tahun 1922 pada masa Mangkunegaran. Pada saat itu pementasan Ketoprak diiringi gamelan yang berupa lesung, alu, kendang dan seruling. Sebelumnya pernah berkembang di daerah pedesaan/pesisiran. Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan Jawa lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan ceritanya. Dialog Ketoprak menggunakan bahasa Jawa.


Gambar Kesenian Ketoprak

9.           Karawitan
Seni Karawitan merupakan seni pertunjukan yang dilakukan oleh sekelompok seniman (penabuh) alat-alat musik tradisional yang disebut Gamelan yang antara lain terdiri atas Bonang, Kenong, Gong, Saron, Kethuk, Centhe, Gambang, ditambah dengan Kendang dan Suling dengan Laras Pelog maupun Slendro. Seperangkat Gamelan yang digunakan untuk seni Karawitan dapat dibuat dari tembaga, perunggu maupun besi. Seni Karawitan banyak berkembang hampir di setiap desa di daerah Kecamatan Karangdowo.


Gambar Seni Karawitan

10.                   Srunthul
Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk mementaskan kesenian Srandul terlalu jemu sedang untuk mementaskan kesenian Ketoprak terlalu banyak peralatannya, sehingga timbullah perpaduan antara Sruntul dan Ketoprak. Disebut dengan Sruntul karena datanganya tanpa diundang dan bersikap sruntal-sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini dianggap lebih modern. Ciri khususnya pemain bisa merangkap sebagai penabuh, memakai lampu penerangan oncor, pakaian sangat sederhana.

Gambar Kesenian Srunthul

Senin, 11 Oktober 2010

WISATA PENINGGALAN SEJARAH KAB KLATEN

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (PENINGGALAN SEJARAH) KLATEN

Di samping kaya dengan potensi wisata ziarah, Kabupaten Klaten juga memiliki potensi wisata budaya, khususnya yang berkaitan dengan peninggalan-peninggalan nenek moyang seperti candi, kesenian (seni pertunjukan) dan seni kerajinan. Beberapa peninggalan yang berupa candi antara lain adalah Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung, Candi Sojiwan, Candi Plaosan, Candi Asu dan sebagainya. Di samping peninggalan sejarah yang berupa candi juga terdapat beberapa peninggalan yang berupa aset seni budaya baik seni kerajinan maupun seni pertunjukan.

1.       Taman Wisata Candi Prambanan (Dk. Ngringin Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
Komplek Taman Wisata Candi Prambanan yang di dalamnya terdapat sejumlah candi seperti candi Lumbung, candi Bubrah dan Candi Sewu. Sedangkan Candi Prambanan sendiri merupakan candi Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX., terdapat Taman bermain anak; sarana ibadah, rumah makan/warung, kios cendera mata, area parkir, aktifitas  Mengunjungi candi, fotografi, taman walk, guided candi tour, keliling taman naik kereta candi, dll


Gambar Taman Wisata Candi Prambanan

2.       Candi Lumbung (Dk. Ngangkruk Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
Candi Lumbung yang terdiri atas sebuah candi induk dan 16 candi perwara. Candi Lumbung menghadap ke timur, berkamar kosong dan atapnya berbentuk stupa. Luas areal candi 543,35m². candi Lumbung hanya tinggal reruntuhan saja sehingga sampai saat ini belum dapat dijelaskan bagaimana candi dibuat, Taman bermain anak; sarana ibadah, rumah makan/warung, kios cendera mata, area parkir.


Gambar Candi Lumbung

3.       Candi Bubrah (Dk. Ngangkruk Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
Candi Bubrah yang  memiliki luas area 343,80 m². Sesuai namanya candi ini memang sudah rusak, namun secara pasti dapat diketahui bahwa candi ini dibangun pada abad IX, Taman bermain anak; sarana ibadah, rumah makan/warung, kios cendera mata, area parkir, Mengunjungi candi, berfoto (fotografi).



Gambar Candi Bubrah

4.       Candi Sewu (Dk. Ngangkruk Ds. Tlogo Kec. Prambanan)
Candi Sewu yang terdiri atas sebuah candi induk, 240 candi Perwara dan 8 candi Apit merupakan candi Budha yang dibangun pada abad ke IX oleh keluarga Syailendra, penganut Budha Mahayana. Diperkirakan candi tersebut merupakan biara para bhiksu karena memiliki banyak kamar. Dahulu candi ini dipergunakan oleh para bhiksu. Taman bermain anak; sarana ibadah, rumah makan/warung, kios cendera mata, area parkir, Mengunjungi candi, berfoto (fotografi).



Gambar Candi Sewu

5.       Candi Asu (Dk. Bener Ds. Bugisan Kec. Prambanan)

Candi Asu yang terletak di luar komplek Taman Wisata Prambanan kurang lebih berjarak 1 km dari komplek Taman Wisata Prambanan dan berada di dekat perumahan penduduk. Bentuk candi saat ini terkesan berserakan namun telah dilindungi oleh pagar. Mengunjungi candi, berfoto (fotografi).

Gambar Candi Asu

6.       Candi Plaosan Lor (Dk. Plaosan Ds. Bugisan Kec. Prambanan)
Candi Plaosan Lor yang merupakan bangunan candi dengan arsitektur Hindu dan Budha. Candi ini dibangun pada abad IX Masehi oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu untuk permaisurinya, Pramudyawardani yang beragama Budha, Mengunjungi candi, fotografi, guided candi tou


Gambar Plaosan Lor

7.       Candi Plaosan Kidul (Dk. Plaosan Ds. Bugisan Kec. Prambanan)
Candi Plaosan Kidul yang merupakan bangunan candi dengan arsitektur Hindu dan Budha. Candi ini dibangun pada abad IX Masehi oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu untuk permaisurinya, Pramudyawardani yang beragama Budha. Mengunjungi candi, fotografi, guided candi tour


Gambar Candi Plaosan Kidul

8.       Candi Sojiwan (Dk. Banjarsari Ds. Kebondalem Kidul Kec. Prambanan)
Candi Sojiwan yang merupakan candi yang dibangun oleh raja penganut agama Budha pada abad ke-IX dan berada di area seluas 401,312 m2. bagian atap candi sudah runtuh, sedangkan bagian dinding kaki candi dihiasi relief cerita Jetaka yang diambil dari kisah Kamandoko yang menceritakan tentang binatang yang mengandung nilai-nilai filsafat. Candi induk menghadap ke arah barat.

Gambar Candi Sojiwan

9.       Candi Merak (Dk. Candi Ds. Karangnongko Kec. Karangnongko)
Candi Merak yang merupakan bangunan candi berlatar belakang agama Hindu yang didirikan pada abad IX – X Masehi oleh keluarga Kerajaan Mataram Kuna yang beragama Hindu. Di komplek candi terdapat arca-arca Hindu seperti Ganeca, Durga Mahisasuramardhini dan Yqni. Kantor pengelola (petugas), papan nama, papan Mengunjungi candi, fotografi, guided candi tour interpretasi.



Gambar Candi Merak

WISATA ZIARAH DI KABUPATEN KLATEN



OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA (WISATA ZIARAH) KLATEN

Kabupaten Klaten memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan wisata minat khusus berupa wisata ziarah. Hal ini dikarenakan di wilayah tersebut terdapat banyak makam dan tempat ritual lainnya yang banyak dikunjungi orang yang melakukan kegiatan ziarah, kegiatan religius dan kegiatan ritual lainnya. Potensi yang berupa makam tersebut tersebar di berbagai wilayah kecamatan/desa di Kabupaten Klaten dan sebagian telah berkembang sebagai objek wisata yang cukup dikenal oleh pasar/wisatawan.

1. Makam Kerabat Karaton Kartasura (Ds. Segaran Kec. Delanggu)
Makam Eyang Mangkuyudo yang merupakan tokoh pertama yang dimakamkan di tempat tersebut serta Eyang Haryo Purbonegoro beserta istri Den Ayu Perkis serta Kerabat Karaton Surakarta yang banyakdikunjungi para peziarah pada malam Jumat. Konon menurut cerita penduduk setempat para peziarah yang datang pada umumnya melakukan ritual/semedi yang berkaitan dengan pangkat dan jabatan.

Gambar Makam Kerabat Karaton Kartasura

2., Makam Pahlawan 45 Jonggrangan (Ds. Sribit Kec. Delanggu)
Makam salah seorang pejuang Angkatan 45 yang merupakan tokoh yang disegani di Jawa Tengah (Bp. Surowardawa) yang hidup antara tahun 1887 – 1957. Makam tersebut telah dipugar oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah pada tahun 1989.

Gambar Makam Pahlawan 45 Jonggrangan
3. Masjid Atta “Awun (Ds. Banaran Kec. Delanggu)
Masjid yang merupakan hasil pembangunan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila pada era pemerintahan Presiden Suharto

           
Gambar Masjid Atta “Awun (Ds. Banaran Kec. Delanggu)

4.Makam Veteran Pejuang Kemerdekaan RI
Terletak di Dk. Ngranyu Ds. Bowan Kec. Delanggu, Makam Veteran Pejuang Kemerdekaan RI yang juga merupakan pemakaman keluarga yang dibangun oleh seorang tokoh bernama Bapak Wiryono yang pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Australia.        

Gambar Makam Veteran Pejuang Kemerdekaan RI

5. Makam Ki Ageng Perwito
Letak di desa . Ngreden Kecamatan . Wonosari Klaten , Makam Ki Ageng Perwito, putera Syech Alim Akbar III yang bergelar Sultan Trenggono (Raja Demak Bintoro) yang merupakan senopati perang dari Kerajaan Pajang. Semasa hidupnya beliau mandi dan sesuci di Sendang Tretes yang terletak tidak jauh dari makamnya saat ini. Makam Ki Ageng Perwito banyak dikunjungi peziarah khususnya pada malam Jumar Wage.

                     







Gambar Makam Ki Ageng Perwito

6.Astono Hargomulyo Gunung Wijil
Letaknya di Ds. Kupang Kec. Karangdowo, Komplek makam kerabat Karaton Surakarta. Dalam kompleks makam terdapat Makam Syeh Joko yang merupakan cikal bakal adanya makam ini. Selain itu terdapat pula Makam Ki Ageng Lokojoyo maupun makam R. Ayu Yudorono yang merupakan keturunan Sedah Merah yang selama hidupnya tidak mempunyai suami.










Gambar Astono Hargomulyo Gunung Wijil

7.Makam Kyai Kaligawe
Letaknya di Ds. Kaligawe Kec. Pedan, Klaten, Makam Kyai Kaligawe yang juga dikenal dengan Ki Ageng Syeh Joko, yang merupakan tokoh penyebar agama Islam yang hidup semasa Ki Ageng Pandanaran.









Gambar Makam Kyai Kaligawe
8.Arca Nyi Loro Tanjungsari
Letaknya Desa Ceper Kecamatan Ceper Klaten, Merupakan arca yang terdapat di bawah pohon beringin yang rindang yang dijadikan tempat melakukan upacara tradisional bersih desa Tanjungsari pada setiap tanggal 10 Sura.

 





Gambar Arca Nyi Loro Tanjungsari
9. Makam R. Ng. Ronggowarsito
Letaknya di Desa Palar Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten, Makam R. Ng. Ronggowarsito, seorang Pujangga Besar dari Karaton Surakarta Hadiningrat yang memiliki reputasi yang sangat baik. Merupakan tempat ziarah yang sudah sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.











Gambar Makam R. Ng. Ronggowarsito
10.Makam Kyai Brojo Anilo
Desa Sajen Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten, Makam Brojo Anilo, seorang abdi Karaton Mataram pada jaman Amangkurat I yang berpangkat setingkat tumenggung yang dikenal sangat sakti serta memiliki kepandaian dalam ilmu filsafat. Pada suatu malam ketika semedi dia dan isterinya melihat benda yang jatuh dari langit (megantoro) yang berujud batu seperti kuda berpaling (Jaran Toleh).


Gambar Makam Kyai Brojo Anilo
11.Batu Megantoro
Letaknya di Desa Sajen Kecamatan Trucuk, Megantoro berarti benda yang berasal dari langit. Batu tersebut merupakan batu yang bentuknya mirip kuda berpaling yang jatuh dari langit dan ditemukan oleh Kyai Brojoanilo dan istrinya ketika mereka sedang semedi. Batu tersebut pada saat ini terdapat di komplek makam Kyai Brojo Anilo.



Gambar Batu Megantoro
12. Makam Ki Ageng Glego
Letaknya di Ds. Kalikebo Kec. Trucuk, Makam Ki Ageng Glego yang merupakan prajurit dari Ki Ageng Jayeng Resmi. Selama hidupnya Ki Ageng Glego mempunyai peliharaan Kuda Kore, Kambing Gembel, Sapi Plongko (hitam), Ayam Walik (bulunya terbalik) dan Burung Gemak (Puyuh). Lima jenis hewan peliharaan ini sampai sekarang tidak diperbolehkan dipelihara oleh masyarakat Dukuh Brijolo.


 









Gambar Makam Ki Ageng Glego
13. Makam Ki Ageng Jayeng Resmi
Letaknya di desa Gaden Kec. Trucuk Kabupaten Klaten, Makam Ki Ageng Jayeng Resmi yang merupakan pendatang dari Kerajaan Majapahit yang meninggal pada usia yang relatif muda waktu berumur 27 tahun dan belum mempunyai seorang istri. Makam Ki Ageng Jayeng Resmi banyak dikunjungi peziarah pada tanggal 4 Bulan Sapar maupun malam Jum’at. Peziarah wanita tidak diperkenankan masuk ke wilayah makam, hanya diperbolehkan di luar.


Gambar Makam Ki Ageng Jayeng Resmi

14. Makam Ki Nerangkusumo
Letaknya di Dk. Sumyang, Ds. Jatipuro Kec. Trucuk Makam Ki Nerangkusumo yang merupakan tokoh yang cukup dikenal namun latar belakang sejarahnya tidak diketahui dengan pasti. Makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah khususnya pada malam Jumat Kliwon. Setiap malam 1 Suro selalu diadakan “Tirakatan” dan sebelumnya diadakan pentas Larasmadyo dengan menanggap waranggono.











Gambar Makam Ki Nerangkusumo
15.Petilasan Sunan Kalijogo
Letaknya Dk Sepi, Desa Barepan Kecamatan Cawas, Petilasan Sunan Kalijogo yang banyak dikunjungi peziarah. Di dalam komplek petilasan terdapat bekas tempat Sholat dan tempat menancapkan tongkat Sunan Kalijogo. Pada setiap malam 1 Sura/Muharam diadakan doa bersama di dalam ruang petilasan.

Gambar Petilasan Sunan Kalijogo
16. Makam Gedhong Gedhe/Kyai Ageng MadSahar
Letaknya di Ds. Bawak Kec. Cawas, Makam Kyai Ageng MadSahar yang merupakan Juru Mertani dari Karaton Surakarta. Terdapat upacara tradisional “Memule” yang dilakukan setelah tanam padi untuk memohon agar hasil pertanian bisa melimpah dan mereka serta keluarganya dapat terhindar dari bencana. Para peziarah pada umumnya berkunjung pada malam Jumat.

Gambar Makam Gedhong Gedhe/Kyai Ageng MadSahar

17.Makam Kyai Ketib Banyumeneng
Letaknya di Desa Bawak Kecamatan Cawas , Makam Kyai Ketib Banyumeneng yang memiliki nama asli Kyai Ikhsayang memiliki latar belakang sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Demak

Gambar Makam Kyai Ketib Banyumeneng

18. Masjid Besar SRIDJAJA
Letaknya di Ds. Bawak Kec. Cawas, Masjid yang terletak di dekat makam Kyai Ketib Banyumeneng. Nama SRIDJAJA merupakan kependekan dari “Syarat Rukun Islam Dadiyo Jasan Amrih Juwono Akhire


Gambar Masjid Besar SRIDJAJA

19. Makam Ki Mireng Langse
Letaknya di Dk. Konang Ds. Kebon Kec. Bayat, Makam Kyai Ageng Mireng Langse atau juga disebut Panembahan Menang Langse. Tokoh ini dipercayai sebagai keturunan Prabu Brawijaya terakhir dari Kerajaan Majapahit dan merupakan cucu Kyai Ageng Pandanaran. Makam Kyai Ageng Mireng Langse tersebut banyak dikunjungi peziarah khususnya pada malam Jumat Kliwon, Jumat Legi dan malam Selasa Kliwon.

Gambar Makam Ki Mireng Langse

20. Makam Kyai Pandanaran
Letaknya di Desa Paseban Kecamatan Bayatkabupaten Klaten, Makam Ki Ageng Pandanaran, yang merupakan tokoh dan ulama yang menyebarkan Agama Islam di Jawa. Ia diyakini sebagai keturunan dari Raja Majapahit yang terakhir (Prabu Brawijaya). Makam Ki Ageng Pandanaran banyak dikunjungi peziarah dari daerah sekitar maupun dari luar daerah hampir setiap hari, khususnya pada tiap malam jumat.



Gambar Makam Pandanaran Bayat
21. Masjid Besar Sunan Pandanaran
Letak di Paseban Bayat KlatenMasjid Besar Sunan Pandanaran yang terdapat di kawasan Makam Ki Ageng Pandanaran.


Gambar Masjid Besar Sunan Pandanaran

22.Makam Pangeran Wuragil Gunung Malang
Letak di Ds. Paseban Kec. Bayat Kabupaten Klaten, Makam Pangeran Wuragil Gunung Malang. Pangeran Wuragil yang merupakan cucu Ki Ageng Pandanaran, dan saudara dari Ki Ageng Mireng Langse Kunang. Pangeran Wuragil mempunyai seorang guru yang bernama Syeh Kewel. Semasa hidupnya, Pangeran Wuragil mempunyai kesaktian dapat memberikan keturunan. Pakubuwono X pernah datang ke makam ini, setelah lama tidak diberi keturunan akhirnya berhasil mendapatkan keturunan.



Gambar Makam Pangeran Wuragil Gunung Malang

23.Makam Syech Kewel
Letak (Ds. Nengahan Kec. Bayat Klaten, di Makam Syech Kewel yang semula kepalanya berwujud ular yang selalu “kewal-kewel” atau “ngewel” yang memegang peranan penting dalam syiar Agama Islam di Daerah Bayat bersama dengan Syech Domba.

Makam Syech Kewel
24.Makam Syech Domba Gunung Cakaran
Letak di Ds. Paseban Kec. Bayat,Klaten, Makam Syech Domba Gunung Cakaran yang semula kepalanya berwujud domba yang memegang peranan penting dalam syiar Agama Islam di daerah Bayat. Syeh Domba yang meninggal pada hari Selasa Kliwon tanggal 21 bulan Ramadan, mempunyai hewan peliharaan burung merak. Oleh murid-muridnya burung merak itu disuruh menunjukkan dimana tuannya dapat dimakamkan. Akhirnya burung merak itu mencakar-cakar tanah di suatu wilayah. Lokasi itu akhirnya dikenal dengan nama Gunung Cakaran, tempat Syeh Domba dimakamkan saat ini.

 




Gambar Makam Syeh Domba

25.Makam Sayid Habib
Letak di Desa Krakitan Kecamatan Bayat, Makam Sayid Habib yang terdapat di atas Sendang Nglebak. Sayid Habib merupakan salah satu tokoh syiar agama Islam yang sangat terkenal dan memiliki banyak pengikut yang setia.


Gambar Makam Sayid Habib
26.Masjid Agung Kauman
Letak di Dk. Kauman Ds. Jimbung Kec. Kalikotes, Masjid Agung Kauman yang merupakan peninggalan sejarah yang dahulu digunakan untuk syiar agama Islam oleh Panembahan Agung.
Gambar Masjid Agung Kauman

27.Makam Gusti Panembahan Agung
Letak di Ds. Jimbung Kec. Kalikotes Klaten, Makam Gusti Panembahan Agung yang juga bernama Pangeran Maulana Mas. Panembahan Agung melakukan syiar agama Islam setelah periode Wali Songo. Panembahan Agung dipercayai sebagai kemenakan dari Sunan Pandanaran dan merupakan keturunan Bethoro Katong dari Ponorogo. Makam ini banyak dikunjungi ziarah khususnya pada malam Jumat Kliwon.
Gambar Makam Gusti Panembahan Agung
28.Makam Eyang Gusti Semaring Gedhong Mindi
Letak di Ds. Kaligayam Kec. Wedi Klaten, Makam Eyang Gusti Semaring Gedhong Mindi, yang memang tidak menghendaki nama tokoh yang dimakamkan di sini diketahui oleh masyarakat umum. Di komplek makam juga terdapat masjid yang bernama Masjid Mindi. Seperti juga dengan makamnya tidak diketahui kapan dan oleh siapa masjid ini didirikan.
Gambar Makam Eyang Gusti Semaring Gedhong Mindi

29.Masjid Mindi
Letak di Ds. Kaligayam Kec. Wedi Klaten, Masjid Mindi, yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai masjid “tiban”, yang ada dengan sendirinya, karena tidak diketahui dengan jelas siapa pendirinya dan kapan didirikan.
Gambar Masjid Mindi
30.Makam Kyai Ageng Syarifuddin
Letak di Kp. Gading Santren Kl. Belangwetan Kec. Klaten Utara, Klaten, Makam Kyai Ageng Syarifuddin, putera Amangkurat II dari Kartasura. Karena tidak betah (kerasan) tinggal di kerajaan, dia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan kerajaan dan menekuni kehidupan keagamaan. Dia memiliki sahabat seorang jin yang bernama Jin Abdul Ghofar dari Mekah. Makam hanya dibuka setahun sekali, yakni pada tanggal 25 Ruwah untuk acara Nyadran (Sadranan
Gambar Makam Kyai Ageng Syarifuddin
31.Makam Kyai Melati
Letak di Desa Kabupaten Kecamatan Klaten Tengah, Makam Kyai Melati, seorang tokoh yang diyakini sebagai pendiri Klaten. Lokasi makam berada di daerah pemukiman penduduk di pinggir sungai. Sebagian masyarakat meyakini bahwa Kyai Melati bertugas mempersembahkan bunga melati kepada raja.

Gambar Makam Kyai Melati
32.Masjid Agung
Letak di Kelurahan Kabupaten Kec. Klaten Tengah, Masjid Agung yang merupakan masjid dengan bangunan/arsitektur modern yang berada di pusat Kota Klaten yang dapat menampung jamaah dalam jumlah besar
Gambar Masjid Agung

33.Komplek Makam Panembahan Romo, Pangeran Riyomenggolo dan Pangeran Bimo
Letaknya Ds. Kajoran Kec. Klaten Selatan)Makam Panembahan Romo (cicit/buyut dari Panembahan Agung/Panembahan Ageng Kajoran) yang dijuluki sebagai Pangeran Kajoran, Pangeran Riyomenggolo (menantu Panembahan Romo) dan Pangeran Bimo (saudara Panembahan Romo).
Gambar Komplek Makam Panembahan Romo
34.Pesanggrahan Pakoe Boewono X
Letaknya di Dk. Deles Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang)Pesanggrahan Pakoe Boewono X yang berada di lereng Gunung Merapi di kawasan wisata Deles Indah, yang konon digunakan untuk memohon agar letusan Merapi tidak mengarah ke daerah timur pesanggrahan
Gambar Pesanggrahan Pakoe Boewono X
35.Makam Kyai Maloyopati
Letaknya di Dk. Deles Ds. Sidorejo Kec. Kemalang,Kyai Maloyopati juga disebut sebagai Ki Ajar Merto alias Eyang Gotro Maloyopati yang merupakan tokoh dari Kerajaan Mataram yang mempunyai dua putera bernama Ki Ageng Wonoboyo alias Ki Ageng Mangir dan ular Kisi yang diharuskan bertapa melingkari Gunung Merapi karena ingin menjadi manusia.

Gambar Makam Kyai Maloyopati
36.Makam Ki Ageng Gribig
Letaknya di Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom, Makam Ki Ageng Gribig, yang memiliki nama lengkap Syech Maulana Maghribi, dan nama kecil Wasibakno, seorang tokoh penting dalam syiar agama Islam pada jaman Kerajaan Mataram Islam. Sebagian dari murid beliau adalah Sultan Agung dari Mataram
Gambar Makam Ki Ageng Gribig
37.Masjid Besar Jatinom
Letaknya di Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom , Masjid Besar Jatinom yang merupakan masjid yang berada di kawasan Makam Ki Ageng Gribig yang dapat menampung jamaah dalam jumlah besar. Digunakan sebagai salah satu tempat acara ritual upacara tradisional Yaqowiyu yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Sapar (Kalender Jawa).
Gambar Masjid Besar Jatinom
38.Masjid AlitJatinom
Letaknya di Kelurahan Jatinom Kec. Jatinom, Masjid Alit, yang diyakini sebagai rumah/tempat tinggal Ki Ageng Gribig pada jaman dahulu, yang terletak agak jauh dari kawasan makam Ki Ageng Gribig.
Gambar Masjid AlitJatinom
39.Makam Sorowaden
Letaknya di Desa Kahuman Kec. Ngawen, Makam keturunan Eyang Sorowadi. Di kompleks makam terdapat makam Eyang Sorowadi II, III dan IV. Eyang Sorowadi II merupakan murid Ki Ageng Gribig. Sedangkan Eyang Sorowadi III dan IV merupakan keturunan Eyang Sorowadi II. Pada jalan masuk menuju kompleks makam terdapat Masjid Sorowaden
Gambar Makam Sorowaden
40.Masjid Sorowaden
Letaknya di Desa Kahuman Kec. Ngawen, Klaten, Masjid yang berada di dekat makam keturunan Eyang Sorowadi yang digunakan untuk ibadah sholat oleh para peziarah yang datang ke makam Sorowaden. Diyakini sebagai masjid “tiban” karena tidak diketahui kapan dibangun dan siapa yang membangunnya.
Gambar Masjid Sorowaden
41.Makam Eyang Proyokusumo
Letaknya di Desa Kahuman Kec. Ngawen Klaten, Makam Eyang Proyokusumo yang merupakan putra dari Eyang Mandurorejo, panglima perang Sultan Agung Kerajaan Mataram yang akhirnya dianggap sebagai pemberontak. Sultan Agung kemudian mengutus Ki Ageng Gribig dan Eyang Sorowadi menangkap Eyang Mandurorejo. Makam Eyang Proyokusumo banyak dikunjungi peziarah pada tanggal 24 Bulan Ruwah. Peziarah selain berasal dari dalam kota juga banyak berasal dari luar kota.
Gambar Makam Eyang Proyokusumo
42.Makam Kyai Imam Rozi
Letak di Pondok Pesantren Singomanjat, (Desa Tempursari Kec. NgawenKlaten, Makam Kyai Imam Rozi hidup sekitar tahun 1801-1872, seorang manggoloyudo pada zaman perang Diponegoro tahun 1825-1830 dan pendiri Pondok Pesantren Singomanjat Tempursari Kec. Ngawen Klaten. Pada waktu Kyai Imam Rozi masih berumur muda, oleh Sinuhun PB VI, Kyai Imam Rozi disuruh mencari tempat untuk mengembangkan ilmu.
Gambar Makam Kyai Imam Rozi

43.Makam Nyai Sawunggaling
Letaknya di Desa Mayungan Kec. Ngawen Klaten, Makam Nyai Sawunggaling yang hidup pada masa Kerajaan Mataram, merupakan seorang pendekar
Gambar Makam Nyai Sawunggaling
44.Makam Gedhong Drono Mandurorejo
Letaknya di Desa Drono Kec. Ngawen Klaten, Makam Eyang Mandurorejo yang merupakan salah seorang kerabat dari Karaton Ngayogyokarto. Eyang Mandurorejo beserta keluarganya merupakan pendatang sebelum masa penjajahan Belanda. Di kompleks makam terdapat Masjid Agung Drono, dimana tiang penyangganya memiliki umur yang sama dengan tiang penyangga cungkup Makam Mandurorejo.
 
Gambar Makam Gedhong Drono Mandurorejo
45.Makam Kyai Karsorejo
Letaknya di Dk. Pandanan Ds. Soropaten Kec. Karanganom Klaten, Makam Kyai Karsorejo yang juga dikenal dengan makam Soropaten. Makam ini banyak dikunjungi peziarah, utamanya pada malam Jumat Pon. Di dekat makam juga terdapat sendang, yakni Sendang/Umbul Her Pancuran Sidomulyo Pandanan.

Gambar Makam Kyai Karsorejo
46.Makam Nyai Ageng Anjang Mas
Letaknya di Ds. Gledeg Kec. Karanganom Klaten, Makam Nyai Ageng Anjang Mas yang merupakah tokoh dalang perempuan pada jaman Mataram (Kartasura). Lokasi makam berada di tengah sawah, tidak jauh dari pemukiman penduduk. Makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah, khususnya pada malam Jumat.
 
Gambar Makam Nyai Ageng Anjang Mas

47.Makam Kyai Ageng Putut Selogringging
Letaknya di Ds. Tulung Kec. TulungKlaten, Makam Kyai Ageng Putut Selogringging yang merupakan seorang pendatang/musafir yang melakukan pengembaraan/perjalanan untuk menyiarkan Agama Islam bersama seorang sahabatnya yaitu Kyai Ageng Gribig.
Gambar Makam Kyai Ageng Putut Selogringging

48.Makam Soejono Hoemardani
Letaknya di Ds. Janti Kec. Polanharjo Klaten Makam Soejono Hoemardani yang berupa makam keluarga. Semasa hidupnya beliau memiliki pangkat Inspektur Jenderal Pembangunan Angkatan Darat, dengan tugas Aspri (Asisten Pribadi) Presiden Suharto.
Gambar Makam Soejono Hoemardani
49. Makam Eyang Joyokartiko
Letaknya di desa Janti Kecamatan Polanharjo Klaten, Makam Eyang Joyokartiko yang merupakan sesepuh, yang ikut mengantar Amangkurat III, Raja Karaton Kartasura pada waktu pindah ke Surakarta dan kemudian diangkat menjadi Manggoloyudo Karaton Surakarta
Gambar Makam Eyang Joyokartiko
50. Masjid Al-Fatah
Letaknya di Ds. Keprabon Kec. PolanharjoMasjid Al-Fatah yang dikenal sebagai masjid tiban yang menurut kepercayaan ada dengan sendirinya karena tidak diketahui siapa yang mendirikan/membangun. Namun diperkirakan masjid ini dibangun pada masa Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Secara fisik Masjid Al-Fatah dari awal telah mengalami beberapa renovasi sehingga hanya tiang penyangganya yang masih asli


Gambar Masjid Al-Fatah

51 Makam Pangeran Menang Lase

Letaknya di Dusun Konang, Desa Kebon, Kecamatan Bayat Klaten, Makam berada di puncak bukit. Cungkup makam dilindungi bangunan rumah dari bahan batu bata dan dikelilingi pagar tembok. Di dalam bangunan tersebut tedapat cungkup  Pangeran Menang Lase dan di teras terdapat cungkup makam istri serta putra putri beliau.
Sejarahnya :
Sunan Tembayat mempunyai 2 cucu yang bernama Pangeran Menang Kabu dan Pangeran Menang Lase.
Sunan Tembayat mempunyai seorang siswa yang bernama Syeh Kewel,dan mendapat wejangan Syahadat Tembayat dari Sunan Tembayat untuk nantinya ditularkan/diturunkan kepada kedua cucu Sunan Tembayat tersebut.
Dalam menurunkan Syahadat Tembayat, Syeh Kewel tidak berlaku adil, Syeh Kewel lebih sayang kepada Pangeran Menang Kabul.
Pangeran Menang Lase yang merasa dianak tirikan oleh Syeh Kewel,sangat marah sehingga Syeh Kewel dan Pangeran Menang Kabul dibunuhnya.
Setelah Syeh Kewel Menang Kabul terbunuh,maka Pangeran Menang Lase memfitnah Syeh Kewel dan Pangeran Menang Kabul, bahwa 2 orang tersebut dikatakan menyelewengkan ajaran Syahadat Tembayat.
Selang beberapa tahun, pulih kembali situasi dalam masyarakat Tembayat, bahkan boleh dikatakan perikehidupan Agama,Sosial Budaya dan Perekonomian lebih maju.
Setelah Pangeran Menang Lase meninggal, beliau dimakamkan di perbukitan Konang letaknya berseberangan dengan Masjid Konang yang jaraknya kurang lebih 100 m.


Gambar Makam Pangeran Menang Lase